Home »
Cerpen
»
Catatan Kenangan
By Unknown
on
Thursday, December 12, 2013
with
2 comments
Aku tak menyangka akan bertemu kembali dengannya. Waktu telah merampas semuanya, dan perpisahan adalah buah yang kukecap getir.
Ia masih seperti sepuluh tahun yang lalu. Tak ada sedikit pun yang berubah. Hanya wajahnya kini berhijab. Ups, suprise juga aku melihatnya. Ia duduk di sudut, menghadap keramaian jalan-jalan yang padat oleh kendaraan. Musik mengantar langkahku memasuki cafe langgananku, di selatan jakarta. Syair lagu itu menggugah kenanganku tentangnya, yang telah rapi kukemas di sudut hatiku. Ya, sebuah kenangan yang nyaris pudar tentangnya. 'Kumencintaimu lebih dari apapun, meskipun engkau hanya kekasih gelapku...'
Ingin sekali aku bergegas menyapanya, tapi kulihat ia begitu menikmati kesendiriannya. Aku pesan makanan dan minuman kesukaanku. Nasi goreng spesial dan jus lemon tea. Aku memesan tempat mengarah ke sudut di mana ia duduk. Ya, aku ingin menikmati kenangan di wajahnya. Luap hidupku dalam bahagia, dulu, saat bersamanya.
Senja mulai merayapi kotaku. Lalu lalang kendaraan semakin padat. Hujan melengkapi suasana kemacetan yang kian akut. Ah, kotaku yang tak pernah letih. Kesibukan sudah menjadi denyut nafasnya. Kulihat seorang pelayan menghampirinya.
”Mbak, mau pesan apa?”
”Nasi goreng plus lemon tea.”
Ups, aku mendengar pesanannya. Senyum kecil mengembang, ia tak lupa pada kebiasaan kami dulu ke sini. Apakah ia juga ke sini ingin menggali kenangan yang pernah ada bersamaku?
Setiap pulang kerja, aku selalu mampir ke sini. Tempat ini merupakan favorite kami: sebuah cafe yang asri, dengan live music. Terkadang, kita bernyanyi berdua. 'Meskipun engkau hanya kekasih gelapku...' Kebersamaan yang ada begitu lekat dalam hidupku, melengkapi hari-hariku selama ini. Sungguh, kenangan itu tak pernah luput dan selalu membasuh setiap aktivitasku. Kenangan yang selalu hinggap dalam setiap malamku dan menjelma di mimpiku.
Pengunjung kulihat mulai ramai memadati, satu persatu tempat mulai terisi. Di sudut paling pojok, kulihat anak remaja asik bercengkrama, candanya begitu lepas. Sepasang. Aku mulai hilang sabar. Iri. Aku beranjak, menghampiri kenanganku.
”Selamat malam!” sapaku padanya. Ia sedang menikmati jus lemon, menatapku. Mimik wajahnya semu-penuh kejut. Aku melempar senyum. Gugup menyertai.
”Kau!?” seolah tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya: ia melepaskan kacamatanya, mengusap matanya kemudian mengenakan kembali.
”Ya, aku. Jimi.”
Lama ia terpaku. Menatapku dengan wajah yang merona, lalu senyum mengembang. Ia beranjak berdiri, mengulurkan tangannya. Lama menggenggam. Lalu ia berucap lirih, nyaris tak terdengar olehku. ”Sepuluh tahun telah berlalu....”
Kutatap lekat wajahnya. Matanya berbinar. Senyum yang begitu sempurna. Terasa hangat sentuhan tangannya.
”Sendirian?” suaraku memecah kekakuan.
”Ya, dan kamu?”
”Seperti yang kau lihat!” Aku melepaskan jabatan tangannya.
”Kita hanya berdiri saja neh, tak kau izinkan aku duduk?” Aku melempar senyum dalam canda.
”O, sori. Silahkan duduk.” Aku memanggil pelayan untuk memindahkan pesananku.
”Terima kasih...,” ucapku saat pelayan itu akan berlalu. Kusulut rokok kesukaanku. Suasana masih kaku, ingin kupecahkan kebuntuan ini. Tapi aku juga grogi. Waktu telah memberi jarak antara aku dengannya. Ya, sekian lama aku kehilangan kabar tentangnya, saat ia memilih untuk pergi dari hidupku dan memutuskan kembali pada suaminya. Membangun kembali bahtera rumah tangganya yang sempat carut-marut.
”Apa kabarmu, cukup lama ya?” seruku gugup.
”Aku baik-baik saja. Kamu sendiri?”
”Tentunya aku selalu baik-baik saja.” Kuhembuskan asap rokok, sesaat kuteguk minumanku. Suasana mengalir, selingan canda dan tawa mulai mewarnai pertemuanku. Seperti sebuah napak tilas, mungkin saja kujemput kembali kenanganku.
Kalibata, 27 Agustus 2007
Related Posts
2 komentar
Wiihh, kereenn.. Alurnya mengalir banget, like it! Cuma untuk dialognya, menurut perasaan aku (sorry klo salah) koq kynya kurang luwes ya utk kedua tokoh yg notabene pernah 'sangat dekat' di masa lalu.. #lovestorynih? xixii..
hehhehee maksih mbak lolita atas atensi...
cm catatan masa lalu yang sayang kl ga ditulis. Ya, kan biasanya kl dah lama ga ketemu suasananya seperti itu, terlebih dengan 'sang mantan...'
Silahkan tinggalkan komentar Anda di sini...!!!
1. Berkomentarlah yang relevan dan menggunakan bahasa yang sopan
2. Dilarang komentar yang mengandung unsur SARA
3. No Spam No Live Link